Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Ta'ala bahwa Pondok Pesantren Baiturrahmah Solopeduli Klaten yang diwakili oleh Mudir Pesantren, Al Ustadz Rakhmad Zubair berkesempatan turut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan pada International Islamic Edu Fair 2024 di Surakarta tepatnya di Gedung Edutorium UMS pada Sabtu - Ahad tanggal 19-20 Oktober lalu.
Agenda ini merupakan salah satu kegiatan yang dipersembahkan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional dengan mengusung tema, "Dari Pesantren Untuk Dunia". Yang menarik, agenda ini dihadiri oleh masyarakat tidak hanya dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri seperti Malaysia, Yaman, Mesir bahkan Palestina.
Beberapa tokoh alim ulama dan kyai dari berbagai pondok pesantren menjadi pengisi dalam rangkaian kegiatan seminar pendidikan. Seperti KH Hasan Abdullah Sahal (Pondok Modern Darussalam Gontor), Gus Taj Yasin (Putra Mbah Kyai Maimoen Zubair) dari Rembang, KH Abu Hasan (PPTQ Ibnu Katsir Jember), KH Syihabuddin Abdul Muiz (Isy Karima Karanganyar), Dr KH Hakimudin Salim, Lc, MA (Mahad Aly Abu Bakar Surakarta), Dr Umarulfaruq Abubakar, MHI (PPTQ Ibnu Abbas) dan beberapa tokoh lainnya dari berbagai latar belakang pesantren dan madrasah quran se Indonesia juga para pakar ekonom dan bisnis profesional.
Pada acara Multaqo seluruh direktur dan pimpinan pondok pesantren se Indonesia yang tergabung dalam FORMAQIN dapat disimpulkan beberapa rekomendasi hasil diskusi dan syuro sebagaimana berikut;
Pertama, perlunya untuk saling menguatkan nilai-nilai qurani dan akhlaq dalam kurikulum pendidikan pesantren. Hal ini dapat dirangkum berdasar tiga pilar utama sebagaimana rumusnya tercantum dalam surat Al Jumu'ah ayat 2 yaitu; a) yatlu alaihim ayaatihi atau tilawah (membaca quran), b) yuzakkiihim atau tazkiyah (penyucian jiwa), c) dan wa yu'allimuhumul kitaba wal hikmata atau ta'lim (pengajaran). Dalam hal ini, direkomendasikan juga penguatan dalam penguasaan bahasa arab dan kemampuan dalam menggali tadabbur alquran sehingga nilai-nilai dan risalah ilahiyah itu dapat diinternalisasikan dalam diri setiap santri didik di pesantren.
Kedua, adalah urgensi untuk didakannya pelatihan guna meningkatkan skill pengelolaan pesantren berdasar jenjang dan amanah tanggungjawab masing-masing. Dari asatidz pemula bahkan sampai ke direktur. Tidak hanya itu, justru pembahasan pengembangan pesantren di bidang ekonomi, bisnis amal usaha, dan pemberdayaan pesantren.
Berikutnya, adalah mendorong setiap pesantren untuk menanamkan nilai cinta tanah air dan nilai kebangsaan baik di kalangan santri, asatidzah, maupun masyarakat sekitar. Diharapkan pesantren mampu mendobrak semangat kebangsaan tersebut demi terciptanya lingkungan yang harmonis dan saling cinta persatuan sebagai bentuk pengamalan ajaran Islam. Di antaranya adalah dengan dimasukkannya kurikulum bela negara dan memanfaatkan berbagai momentum politik sebagai wasilah dakwah tanpa harus terlibat dengan politik praktis.
Keempat, adalah pentingnya memupuk kecintaan dan solidaritas kemanusiaan serta ukhuwah islamiyah dalam perkara dunia Islam sebagaimana yang menyangkut isu kemanusiaan dari saudara-saudara di Palestina. Adapun solidaritas itu hendaknya dihidupkan dalam bentuk inisiasi terwujudnya kurikulum tarbiyah maqdisiyyah, selain donasi, jihad media, dan doa.
Terakhir adalah yang kelima yaitu tentang dorongan kepada setiap pesantren untuk terus berikhtiar mengembangkan potensi di unit amal usaha untuk kemandirian pesantren. Hal ini dapat diwujudkan juga dengan bergabung dengan Syarikat Dagang Santri serta bergerak bersama dalam sinergi kebaikan dan kolaborasi amal sholih meningkatkan mutu dan ekonomi pesantren.
Klaten, 30 Oktober 2024
Bagikan :
Komentar
-
Tidak ada komentar
