 
                                                                Apakah Anda sering merasa sudah belajar keras, tetapi materi yang dipelajari tidak juga melekat di ingatan? Mungkin masalahnya bukan pada niat, melainkan pada metode belajar yang digunakan.
Dalam sebuah buku berjudul, 'Make It Stick: The Science of Successful Learning' karya para ahli yaitu Henry L. Roediger III, Mark McDaniel, dan Peter Brown, diterangkan bahwa belajar yang efektif bukanlah tentang seberapa lama anda duduk di meja, melainkan seberapa cerdas Anda menggunakan otak.
Berikut adalah empat teknik rahasia untuk membuat informasi lebih mudah tersimpan di memori jangka panjang.
1. Pengulangan Berjarak (Spaced Repetition)
Teknik ini adalah kebalikan dari sistem belajar kebut semalam atau cramming. Alih-alih belajar semua materi dalam satu waktu, Anda dianjurkan untuk mempelajarinya dengan jeda waktu. Misalnya, Anda bisa membaca materi hari ini, lalu mengulanginya dua hari kemudian, dan seminggu setelahnya.
Otak dipaksa untuk bekerja lebih keras setiap kali mencoba mengingat kembali informasi yang sudah dipelajari beberapa waktu lalu. Usaha keras inilah yang pada akhirnya akan memperkuat koneksi memori, membuat materi lebih sulit untuk dilupakan.
Bukan hanya di bidang akademik, dalam pembelajaran tahfizh Alquran juga dapat dilakukan teknik serupa. Yaitu dengan memurojaah hafalan sebagai pengulangan. Bila Anda hafal 5 juz misalnya, maka diusahakan 5 juz ini terulang setiap pekan secara konsisten. Hasilnya akan mrmbuat hafalan kuat dan tidak mudah lupa.
2. Latihan Mengambil Informasi (Retrieval Practice)
Cara ini menantang Anda untuk mengambil informasi dari ingatan secara aktif, tanpa bantuan catatan. Dibandingkan hanya membaca ulang buku atau catatan, Anda bisa mencoba menjawab pertanyaan dari materi yang sudah dipelajari, membuat ringkasan tanpa melihat buku, atau bahkan menjelaskan materi tersebut kepada orang lain.
Proses ini secara langsung memperkuat ingatan Anda. Setiap kali Anda berhasil mengingat informasi, koneksi saraf di otak akan semakin kuat, mirip dengan jalan setapak yang semakin sering dilalui akan semakin jelas.
Dalam tahfizh Alquran, sempurnakan hafalan Anda dengan tasmi' atau menyetorkan hafalan kepada guru atau teman tanpa melihat mushaf. Setiap kali Anda berhasil mengingat dan melafalkan ayat tanpa bantuan, Anda sedang melatih dan memperkuat jalur memori di otak Anda secara langsung.
3. Interleaving (Mencampur Materi)
Saat belajar, banyak dari kita cenderung fokus pada satu topik sampai benar-benar selesai. Namun, teknik Interleaving menyarankan sebaliknya. Cobalah untuk mencampur topik atau jenis masalah yang berbeda dalam satu sesi belajar.
Sebagai contoh, jika Anda sedang belajar Matematika, jangan hanya mengerjakan soal-soal Aljabar saja. Gabungkan dengan soal Geometri atau Statistika. Teknik ini melatih otak untuk menjadi lebih adaptif dan mahir dalam memilih strategi yang tepat untuk setiap masalah, sehingga pemahaman Anda menjadi lebih fleksibel.
Pada hal tahfizh, jangan hanya fokus pada satu surah hingga selesai. Coba ganti-ganti. Setelah menghafal beberapa ayat dari Surah An-Naba', beralihlah ke Surah An-Nazi'at, lalu kembali lagi ke surah yang pertama. Menggabungkan proses hafalan dan muroja'ah juga merupakan bentuk interleaving yang efektif untuk menjaga otak tetap aktif dan tidak monoton.
Bagikan :
Komentar
- 
                                                Tidak ada komentar                                            
 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                